Identification of Anopheles Mosquito Species as Malaria Vector In Riau, Indonesia
Abstract
Malaria merupakan penyakit infeksi yang sering terjadi di negara tropis dan sub tropis, termasuk Indonesia. Provinsi Riau termasuk dalam kategori insidensi rendah dimana 58% kabupaten telah menyandang status eliminasi malaria tahun 2016. Namun demikian daerah tersebut masih berpotensi menjadi daerah reseptif karena keberadaan vektor malaria yaitu nyamuk Anopheles yang terdiri dari beragam spesies. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi spesies nyamuk Anopheles dari 4 kabupaten di Provinsi Riau yaitu Kabupaten Indragiri Hilir, Rokan Hilir, Dumai dan Indragiri Hulu. Sampel diambil pada malam hari yang hinggap pada hewan maupun manusia yang dilanjutkan dengan identifikasi spesies secara morfologis. Observasi lingkungan dilakukan pada pagi hari. Terdapat tiga spesies Anopheles yang ditemukan yaitu dari sejumlah 219 ekor nyamuk terdapat 119 Anopheles sundaicus (54,34 %), 99 Anopheles subpictus (45,20%)and 1 Anopheles balabacensis (0,46 %). Terdapat dua lokasi yang menjadi tempat perindukan utama yaitu rawa dan genangan air.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Centre of Disease Control and Prevention. Where malaria occurs. [cited 2015 April 10]. Available from: http://www.cdc.gov/malaria/about/distribution.html
White NJ, Breman JG. Penyakit malaria dan babesiosis. In: Asdie, A.H editor . Harrison prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. 13rd ed. Jakarta: EGC; 2000. P.1001-1002.
World Health Organization. World malaria report 2014. Geneva. WHO/UNICEF; 2014.
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Profil kesehatan Provinsi Riau tahun 2013. Pekanbaru:Dinas Kesehatan Provinsi Riau;2013
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Eliminasi malaria Indonesia[internet]. c2020 [cited 2020 April 23]. Available from: http://www.malaria.id/
Departemen Kehutanan. 33 provinsi profil kehutanan. Available from: http://www.dephut.go.id/uploads/files/76333af5b0c4474a6498f7d3d1303470.pdf.
Arsin AA. Malaria di Indonesia tinjauan aspek epidemiologi. Makassar: Masagena Press; 2012. P. 85-100
Mosquito Taxonomic Inventory. Genus Anopheles Meigen, 1818. [Cited 2015 Mei 10]. Available from: http://mosquito-taxonomic-inventory.info/genus-anopheles-meigen-1818
Natadisastra D, Agoes R. Parasitologi kedokteran ditinjau dari organ tubuh yang diserang. Penerbit buku kedokteran EGC. Penyakit sporozoa darah dan jaringan. 1st ed. Jakarta.
Harijanto PN. Epidemiologi Malaria. Malaria, Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penanganan. Jakarta: EGC; 2000.
Centre of Disease Control and Prevention. Anopheles Mosquitoes. [Cited 2015 April 10]. Available from: http://www.cdc.gov/malaria/about/biology/mosquitoes/
Laihad FJ, Harijanto PN, Poesprodjo JR. Epidemiologi Malaria di Indonesia. Kementrian Kesehatan RI; 2011.
Sinka Me, Bangs MJ, Manguin S, Rubio-Palis Y, Chareonviriyaphap T, Coetzee M, et al.A global map of dominant malaria vectors. Parasit vectors 2012, 5:69.
Wardhani K, Eskarindini VE, Muliantari NK, Teba YR, Satyani HA, Rahda NK, et al. Laporan praktikum pengendalian vektor identifikasi larva dan nyamuk aedes, anopheles dan culex.Universitas Udayana; 2010.
Reid JA. Anopheline Mosquitoes of Malaya and Borneo. Government of Malaysia; 1968.
Haslinda L, Yolazenia, Maryanti E, Lesmana SD. Buku penuntun praktikum parasitologi edisi 5. Pekanbaru : Fakultas Kedokteran Universitas Riau. 2013.
Departemen Parasitologi FKUI. Penuntun praktikum entomologi. Jakarta: Universitas Indonesia p.96-102.
University of Wyoming. Mosquitoes. Available from: [http://www.uwyo.edu/vetsci/undergraduates/courses/patb_4360/mosquitoes.ppt].
Tiawsirisup S, Nithiuthai S. Vector competence of Aedes aegyppti(1.) and Culex quinquefasciatus (say) for Dirofilaria imitis (leidy). 2006. Available from: http://tm.mahidol.ac.th
Kurniati A. Efektifitas fermentasi gula sebagai atraktan nyamuk[skripsi]. Medan: Universitas Sumatra Utara. 2015.
Rosa E, Setyaningrum E, Murwani S, Halim I. Identifikasi dan aktivitas mengigit nyamuk vektor malaria di Daerah Pantai Puri Gading Kelurahan Sukamaju Kecamatan Teluk Betung Barat Bandar Lampung. Lampung: Universitas Lampung; 2009.
Taviv Y, Budiyanto A, Sitorus H, Ambarita LP, Mayasari R, Pahlepi RI. Sebaran nyamuk Anopheles pada topografi wilayah yang berbeda di Provinsi Jambi. Media Litbangkes Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. 25(2):3.
Kazwaini M, Willa RW. Korelasi kepadatan Anopheles spp. Dengan curah hujan serta status vektor malaria pada berbagai tipe geografi di Kabupaten Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur. Buletin Penelitian Kesehatan. 2015. 43 (2):81.
Shinta, Sukowati S, Mardiana. Komposisi spesies dan dominasi nyamuk Anopheles di daerah pantai banyuwangi jawa timur. Media Litbang Kesehatan.2003. 13(3).
Dusfour I, Harbach RE, Manguin S. Bionomics and systematics of the riental Anopheles sundaicus complex in relation to malaria transmission and vector control. The American Journal of Tropical Medicine and Hygiene. 2004.
Susanna D, Eryando T. The longevity of Anopheles sundaicus in a small area: Nongsa Pantai Villages, Batam City, Indonesia. Malaria Journal 2012; 11(Suppl 1): P93.
Adrial, Harminarti N. Fluktuasi padat populasi Anopheles subpictus dan Anopheles sundaicus di daerah endemik Kenagarian Sungai Pinang Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan. Padang : Universitas andalas. 2010.
Elyazar I, Hay S, Baird JK. Malaria Distribution, Prevalence, Drug Resistance and Control in Indonesia. Adv Parasitol. 2011; 74: 41-175.
Singh KR, Kumar G, Mittal PK, Dhiman RC. Bionomics and vector potential of Anopheles subpictus as a malaria vector in India : an overview. IJMR 2014; 1(1):29-37.
Sutanto I, Ismid IS, Sjarifuddin PK, Sungkar S. Parasitologi kedokteran. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2008;254-7
Kirnowardoyo S. Anopheles balabacensis baisas 1936 di Kalimantan Timur. Jakarta: Seminar entomologi kesehatan. 1985
Bustam, Ruslan, Erniwati. Karakteristik tempat perkembangkbiakan larva Anopheles di Desa Bulubete Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah. Makassar: Universitas Hasanuddin. 2012.
Kazwaini M, Martini S. Tempat Perindukan vektor, spesies nyamuk Anopheles, dan pengaruh jarak tempat perindukan vektor nyamuk Anopheles terhadap kejadian malaria pada balita. Jurnal Kesehatan Lingkungan 2006; 2(2) P 173-182.
Boewono DT. Studi bioekologi vektor malaria di Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Simposium nasional hasil-hasil litbangkes 2004. [Cited 2015 Desember 28]. Available from: http://www.litbang.depkes.go.id/~djunaedi/data/Damar.pdf
Sari W, Zanaria TM, Agustina E. Studi jenis nyamuk Anopheles pada tempat peindukannya di Desa Rukoh Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.
Shinta, Sukowati S, Mardiana. Bionomik vektor malaria nyamuk Anopheles sundaicus dan Anopheles letifer di kecamatan belakang padang, batam, kepulauan riau. Buletin Penelitian Kesehatan 2011. Available at: http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/BPK/article/view/2704/618 [diakses tanggal 26 Januari 2016]
Nurhayati HL, Ishak H, Anwar. Karakteristik tempat perkembangbiakan Anopheles sp. di wilayah kerja Puskesmas Bonto Bahari Kabupaten Bulukumba. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. 2014. p.4.
Pratama GY. Nyamuk Anopheles sp dan faktor yang mempengaruhi di kecamatan rajabasa, lampung selatan. Lampung : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 2015.
Ernamaiyanti, Kasry A, Abidin Z. Faktor-faktor ekologis habitat larva nyamuk Anopheles di desa muara kelantan kecamatan sungai mandau kabupaten siak provinsi riau tahun 2009. Riau : Universitas Riau. 2010.
Muchid Z, Annawaty, Fahri. Studi keanekaragaman nyamuk Anopheles spp. Pada kandang ternak sapi di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah. Online Jurnal of Natural Science. 2015. 4(3):374.
Laihad FJ, Harijanto PN, Poesprodjo JR. Epidemiologi Malaria di Indonesia. Kementrian Kesehatan RI; 2011.
Nurmaini. Mentifikasi vektor dan pengendalian nyamuk Anopheles aconitus secara sederhana. Medan : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 2003.
Refbacks
- There are currently no refbacks.